Kamis, 02 Februari 2012

Antara Sabar Dan Mengeluh

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.

"Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu, tidak lain karena pasti ia tidak pernah merasa risau dan bersedih hati."

Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apa yang kau katakan wahai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati karena risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini." Abu Hassan bertanya, "Apa yang merisaukanmu ?"

Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan aku mempunyai dua orang anak yang sudah bisa bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun
untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, mau aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"

Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"

Lalu disuruh adiknya baring dan disembelih leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah meluncur keluar, ia lari ke bukit. Disana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya, melepuhlah kulit badannya. Berita ini terdengar oleh anakku yang sudah menikah dan tinggal di daerah lain, maka iapun jatuh pingsan hingga akhirnya meninggal. Dan kini aku tinggallah sebatang kara di dunia ini."

Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu?"

Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orang itu tidak mendapat ganti apa-apa yang ada hanyalah kesia-siaan belaka."

Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah. Karena itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadits Qudsi, " Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Karena itu Rasulullah s.a.w bersabda," Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."

Dan sabdanya pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari uap api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah)

Semoga kita dijadikan sebagai hamba Allah yang sabar dalam menghadapi segala musibah.

Sumber : Seribu Jalan Untuk Dakwah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar