Kamis, 02 Desember 2010

Internetworking Operation

Ada banyak teknologi jaringan dengan jaringan, yang berbeda, jalur, dan protokol layer fisik. Jaringan lokal dibentuk dari Ethernet dan teknologi ATM, WAN dibangun jaringan telepon analog dan digital berbagai tipe, jalur satelit dan jaringan wide-area ATM. Komputer personal jaringan lokal dihubungkan ke Internet atau intranet dengan modem, ISDN dan koneksi DSL.
Internetworking / WAN (Wide Area Network).adalah jaringan yang besar dan merupakan kumpulan dari jaringan yang kecil. Menghubungkan jaringan satu dengan jaringan yang lain inilah yang biasanya disebut dengan internetworking. Internetworking adalah merupakan suatu abstraksi yang kuat yang memperbolehkan pembahasan kompleksitas dari teknologi komunikasi beragam di bawahnya. Dengan menyembunyikan detail dari setiap perangkat keras jaringan dan menyediakan suatu lingkungan komunikasi tingkat tinggi. Pengertian Internetworking secara umum adalah suatu bentuk hubungan kerjasama atau kemitraan yang mendayagunakan teknologi informasi ber basis jaringan, baik itu intranet, ekstranet atau internet.
Tujuan utama dari internetworking adalah interoperabilitas yang maksimun, yaitu memaksimalkan kemampuan program pada sistem komputer yang berbeda dan sistem jaringan yang berbeda untuk berkomunikasi secara handal dan efisien. Ini akan menunjang ketersediaaan informasi pada sistem komputer dan jaringan yang beragam, baik perangkat lunak, perangkat keras maupun model data dari informasi tersebut.

Sabtu, 16 Oktober 2010

DIBALIK SEBUTIR NASI

“Sesungguhnya mubadzir ( pemborosan ) itu saudara-saudara syaithan”. (Isro' / 27)

Terfikirkah oleh kita bahwa ketika sebuah hidangan telah siap di meja dan siap untuk kita nikmati, ada sekian banyak faktor pendahulu yang mesti menjadi renungan bagi kita semua agar rasa syukur kita kepada Allah SWT makin terasah dan berkualitas.

Ada sekian banyak petani yang banting tulang peras keringat untuk membajak, menanam dan mengairi sawah untuk sepiring nasi dan semangkuk sayur kita, ada para peternak yang dengan penuh kesabaran memelihara hewan ternaknya untuk sekerat lauk buat kita, ada sekian banyak kuli panggul, tukang masak, dan para buruh lainnya yang siap memberikan pelayanan untuk kepuasan kita. Dan masih banyak faktor lain yang perlu kita cari dan kita renungkan.
berikut ini kisah yang akan memicu kita menjadi hamba yang sangat mensukuri nikmat Allah SWT.

Dikisahkan di sebuah kerajaan kecil, sang raja mempunyai seorang putra yang sangat di manjakan. Merasa sebagai anak semata wayang sekaligus putra mahkota kerajaan, dia tumbuh menjadi remaja yang urakan, tidak tahu sopan santun dan tidak mau menghargai orang lain. Ia bahkan suka melecehkan para pengasuhnya. Karena itu, pangeran kecil ini di benci dan dihindari oleh para pengasuh maupun pegawai istana lainnya.

Walau di benci dan di jauhi, pangeran kecil ini masih punya satu-satunya sahabat seusia yang setia kepadanya, yaitu si bocah laki-laki anak dari si juru masak istana. Si bocah tinggal di bangunan kecil jauh di belakang istana kerajaan. Karena dilarang menginjakkan kakinya ke dalam istana, maka sang pangeran kecillah yang biasanya datang bermain ke rumah si bocah.

Suatu hari, pangeran kecil meminta bocah untuk menemaninya makan siang di ruang makan istana. Bukan menemani makan, tetapi berdiri manis menunggui sambil melihat sang pangeran makan. Sesaat sebelum makan, pangeran kecil terlihat menundukkan kepala sambil mulutnya berkomat-kamit seolah sedang berdoa. Sejenak kemudian, pangeran kecil mulai melahap hidangan yang tersaji di meja makan. Semua jenis makanan yang enak, enak dan mahal dicicipi. Sang Pangeran bersantap sambil bertingkah seperti orang yang sedang kelaparan dan ingin menghabiskan semua makanan di atas meja. Kadang ia hanya mencuil dan menggigit makanannya, lalu memuntahkan dan membuang sisanya di meja. Meja makan jadi berantakan dan sisa-sisa makanan berserakan di mana-mana. Sang pangeran seperti sedang mengolok-olok sahabatnya yang hanya berdiri memandanginya.

Tapi bukannya merasa dihina, si bocah kecil itu malah tersenyum-senyum sedari tadi. Pangeran kecil pun jadi tersinggung dan marah melihat kelakuan sahabatnya. “Hei..!! Apa yang kamu tertawakan? Beraninya kamu tertawa seperti itu dihadapanku? Kamu iri melihat aku makan enak?” teriak pangeran kecil. “ Tidak, tidak ada apa-apa…,” jawab si bocah. “Kalau tidak ada apa-apa, mengapa kamu tertawa? Apanya yang lucu?” tanya sang pangeran sengit. ”Pangeran jangan cepat marah. Hamba sungguh senang dan tidak menyangka sama sekali, bahwa seorang pangeran pun ternyata juga berdoa sebelum makan. Apa yang pengeran ucapkan dalam doa tadi?” tanya si bocah.

“Walaupun aku seorang pangeran, aku juga orang beragama. Di agamaku sejak kecil diajarkan, supaya setiap hendak makan mengucapkan doa terimakasih kepada yang maha kuasa, atas pemberian makanan yang dihidangkan untukku,” jelas sang pangeran dengan bangga. Si bocah kecil tetap saja tersenyum-senyum. Tapi kali ini ia berani berkata demikian,”menurut pendapat hamba yang mulia, rasa syukur dan terimakasih itu akan lebih berarti bila ditujukan juga kepada orang-orang yang telah menyediakan semua bahan makanan, dan memasak hingga tersaji hidangan di meja ini,” kata si bocah.”Lihatlah sisa makanan yang berceceran di piring dan meja itu. Perlu berapa orang untuk membuat itu semua?” “Apa maksud kata-katamu itu? Aku ‘kan seorang pangeran yang boleh berbuat apa saja sesuai kehendakku…” kilah sang pangeran.

Tanpa banyak mendebat si bocah tadi mengajak Sang Pangeran menuju ke dapur istana untuk melihat para pekerja dapur yang begitu sibuk menyiapakan makanan serta membuat berbagai macam masakan. Saat mereka berkeliling, dari pintu belakan istana tampak seorang petani sedang membawa sekarung beras sebagai hantaran wajib ke istana. Pangeran kecil menyapa si petani bak seorang raja yang berkuasa, ”Hai, paman. Terima kasih atas persembahanmu, bagaimana panen padi kali ini?” tanya sang pangeran berlagak bijak. ”Panen kali ini buruk sekali, Tuan,” jawab si petani ketakutan. ”Sudah tiga bulan kami bekerja keras, dari membajak, menanam, mengairi sawah sampai memupuk tanaman, tapi hasilnya sia-sia. Sawah ladang dihancurkan tikus dan hama wereng. Jadi, ampuni kami karena hanya mampu mempersembahkan sekarung beras ini, hanya itu yang kami punya.
Karena kami pun belum tahu bagaimana memberi makan anak istri kami,” ujarnya sambil menghela nafas panjang.

Mendengar jawaban itu, pangeran kecil tesentak dan baru tersadar. Ternyata rakyatnya sangat menderita dan terancam kelaparan.Sementara dirinya malah menyia-nyiakan dan membuang-buang makanan yang begitu berharga. Sang pangeran kecil kemudian lari meninggalkan tempat itu karena merasa malu pada diri sendiri. Sejak peristiwa itu, tingkah laku pengeran kecil berubah total. Ia menjadi anak yang sopan dan mau menghargai orang lain. Setiap kali makan, ia selalu mengingatkan dirinya sendiri, ”jangan sisakan sebutir nasipun di piringmu…!”

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS 14:7)

Mulai saat ini jika masih ada tersisa hidangan di piring kita, ingatlah masih ada jutaan saudara kita yang masih kekurangan gizi dan makanan.

Sabtu, 25 September 2010

Semoga Allah Menunjukkan Jalan Keimanan dan Menjauhkan dari Jalan Kekufuran


Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Jalan Keimanan, adalah jalan mengikuti Allah, Rasul, dan orang orang yang mengikutinya. Mereka itulah orang yang diberi nikmat oleh Allah Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu: Nabi, para shiddiqqiin , orang-orang yang mati syahid dan orang2 saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

Jalan kekufuran, adalah jalan menjauhi Allah, mengikuti jalan-jalan setan dan orang-orang yang mengikutinya.Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil dan sesungguhnya orang-orang yang beriman mengikuti yang benar dari Rabb mereka. Demikianlah Allah membuat untuk menusia perbandingan-perbandingan bagi mereka.

Setelah menjalani hidup di dunia, manusia seluruhnya (bahkan seluruh alam) akan kembali kepada Allah SWT. Allah adalah akhir perjalanan hidup manusia dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan". Jika telah menjalankan hidup dengan benar, membawa bekal yang baik, akan menghadap dengan wajah berseri-seri. Jika sebaliknya akan menghadap dengan malu dan wajah yang hitam

pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya.

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Rabb-nya.

Karena sesungguhnya azab Rabb mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya). Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela.

Barangsiapa mencari yang dibalik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan. Wallahu a'lam.

Jumat, 24 September 2010

Mencegah Futur dalam Dakwah

Futur bisa kita hindari dengan istiqamah.

Muslim yang istiqamah adalah Muslim yang selalu mempertahankan keimanan dan akidahnya dalam situasi dan kondisi apapun.

Untuk meraih istiqamah bisa ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut:
  1. Memahami dan mengamalkan akidah dengan baik dan benar: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan 'ucapan yang teguh' dalam kehidupan di dunia dan di akhirat (TQS Ibrahim: 27). Makna 'ucapan yang teguh' dalam ayat ini adalah dua kalimat syahadat yang dipahami dan diamalkan dengan benar, sebagaimana yang ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah saw. (Shahih al-Bukhari, IV/1735).
  2. Membaca al-Quran dengan menghayati dan mengamalkannya: Katakanlah, "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan al-Quran itu dari Rabb-mu dengan benar untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (TQS an-Nahl [16]: 102). Allah SWT pun telah menjelaskan bahwa tujuan al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur adalah untuk menguatkan dan meneguhkan hati Rasulullah saw. (Lihat: TQS al-Furqan: 32).
  3. Berkumpul dan bergaul bersama orang-orang yang bisa membantu meneguhkan iman (para ulama dan pengemban dakwah): Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian selalu bersama orang-orang yang benar (jujur)." (TQS at-Taubah [9]: 119); "Sesungguhnya di antara manusia ada orang-orang yang menjadi pembuka (pintu) kebaikan dan penutup (pintu) kejelekan." (HR Ibnu Majah, as-Sunan, I/86; al-Baihaqi, Syu'ab al-Iman, I/455).
  4. Sering berdoa kepada Allah: Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir" (QS al-Baqarah [2]: 250).
  5. Membaca sirah para nabi, terutama sira Rasul saw. dan orang-orang shalih terdahulu, untuk mengambil suri teladan: Semua kisah rasul-rasul yang Kami ceritakan kepadamu ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu (TQS Hud [11]: 120).
  6. Memotivasi dan berharap diri untuk meraih kemuliaan dengan tercapainya tujuan dan target dakwah, tegaknya syariah dalam institusi Khilafah Islamiyah.
  7. Mengetahui tipuan dunia dan tidak terlena dengannya.
  8. Senantiasa bersyukur atas karunia dari Allah SWT.
Selain itu, agar kita selalu istiqamah di dalam dakwah adalah dengan selalu mengingat kematian dan kehidupan setelah kematian.

Agar Tetap Semangat Berdakwah

Rasa jemu timbul dari rutinitas dakwah yang tanpa memahami alasan mengapa ia berdakwah.

Jika semangat dakwah dalam kalbu tidak dibangun, maka akan muncul rasa jumud dalam dirinya dan dia merasa tidak ada gunanya berdakwah.

Untuk mencegah futur dakwah, pengemban dakwah harus terus memperbarui iman; memberi makan kalbunya dengan tsaqafah Islam agar terbebas dari penyakit-penyakit hati seperti cinta dunia dan lain-lain.

Memperbarui iman bisa dilakukan dengan cara:
  1. sering membaca sirah generasi salaf yang sangat motivatif, 
  2. berkhalwat dengan dirinya sendiri-merenungi dosanya dan mengingat kebesaran-Nya hingga menitikkan airmata, 
  3. mengerjakan amalan-amalan yang bisa menimbulkan sikap tawaduk/rendah hati demi mengikis kesombongan, 
  4. ziarah kubur demi mengingat kematian yang pasti datang sebagai nasihat yang diam agar dia lebih bersemangat untuk beramal, 
  5. mengunjungi orang-orang salih demi menimba ilmu guna meningkatkan iman, 
  6. dan mengingat hari-hari Allah-hari saat pertolongan Allah datang.

Hai....

Salam kenal..
Call me nia..
Blog baru nih..
Semoga nantinya tulisan-tulisan di sini dapat bermanfaat untuk semua..
Amin..
^_^